Kangen = Rindu

on Selasa, 27 November 2012
Lama banget aku ga nge-post tulisan di blog ini. Kangen atau rindu sudah pasti terasa dalam hatiku (sok puitis). Yah, berbagai alasan akan saya kemukakan, sebagian besar ga penting dan ga bermutu, tapi lumayan buat ngisi blog yang kosong melompong ini.
Pertama, kesibukan freelance, hedew (minjem istilah yang biasa dipake RCH) ini salah satu yang menyita waktuku, menghilangkan waktu bebas, waktu bermain, berolahraga (sampe 'abs' yang lama dibentuk hilang dalam 2 minggu saja). Tapi hasilnya lumayan lah buat nambah uang di tabungan plus bisa keluar pulau Jawa. 
Kedua, apalagi kalo ga males, yang satu ini susah banget buat diilangin. Ga segampang menghilangkan bekas jerawat di wajah dengan BB cream dan bedah (ups!). Padahal ide tulisan udah numpuk di kepala malah ampe meluber sampe sekarang tumpang ga bersisa lagi. Hahahaha. Males ini juga berkaitan dengan internet yang super lemot sekarang, apalagi dengan lokasi rumah saya yang jauh dari hiruk- pikuk kota besar (bahasaku kayak novel tahun '90an) yang kalo ga pake antena penguat sinyal, sinyal internet kayak ingus anak bayi.
Ketiga, ini alasan paling kuat, yang paling heboh, yang paling super- duper- mister- gangster- es puter dah. Yaitu notebook alias laptop alias komputer jinjing saya hilang dicuri maling di Samarinda pas waktu freelance disana. Sampe sekarang masih belum percaya, yang penting bukan laptopnya, tapi data yang ada di dalamnya, mulai data kuliah, foto- foto (ini yang paling bikin jengkel, karena foto yang ilang termasuk foto sama teman- teman SMA, KUliah yang ga mungkin terulang lagi), video klip korea sama film dan yang lumayan penting rekaman suaraku yang buat demo ke major label (Sok, padahal suaraku kayak kucing kejepit pintu, namanya juga harapan toh?) seta tentu saja bahan tulisan buat ngisi blog saya tercinta ini.
Dari semua alasan itu yang ketiga yang paling bikin posting di blog ini telat. Tapi diambil hikmahnya aja, mungkin aku kurang bersedekah dan beramal, mencoba ikhlas tapi belum ikhlas banget. 
Dan juga, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pembaca yang sudah membaca blog saya ini, ada yang bilang kok frontal (soalnya membahas tentang 'cowok mahal') dan ga sedikit yang bilang 'gila, blog lo keren bro!'. Pokoknya semua komentar yang Anda baik yang negatif, netral (jadi inget band rock, apa kabar yah sama Netral yah? Ga penting >> Skip >>>) maupun yang positif, akan menadi bahan introspeksi diri saya untuk menulis lebih baik lagi, dan bagi yang ingin curhat atau berbagi cerita tentang 'cowok mahal' silakan menghubungi saya, siapa tahu pengalaman Anda bisa menambah pengetahuan saya tentang dunia 'cowok mahal' ini. Haduh kalo dibaca dari atas kayaknya kata- kata saya mbulet tur ngawur dan tata bahasanya ancur bin rusak, yang penting ambil saja intinya ya para readers (sok ada yang baca hahahahahaha).

Orang Kedua yang Membuat Aku Jatuh Cinta Part I

on Senin, 23 Juli 2012
Pertama aku melihat profil dia di facebook, sedikitpun tak ada rasa untuk mengenalnya. Yah mungkin Tuhan sudah menggariskan kami untuk berkenalan satu sama lain. Sebut saja AR yang mengenalkan kami (dan si AR masih jadi temanku hingga saat ini), AR mengajak kami berdua untuk bertemu di sebuah tempat karaoke. Jujur, kami bertiga belum pernah saling bertemu satu sama lain, kami hanya saling mengenal via yahoo messenger dan juga facebook. Namanya juga iseng aku juga mengiyakan ajakan AR untuk bertemu.
Dan seperti yang kuduga, aku datang pertama kali dan dengan setia menunggu mereka berdua datang. Sambil cuci mata melihat barang- barang yang lagi diskon (biasa lah kantong mahasiswa pasti cari diskonan), mulai dari departemen store hingga butik kujelajahi belum juga nampak batang hidung ataupun bau kentut dua makhluk Tuhan ini. Hingga setengah jam menunggu barulah salah satu dari mereka datang, tak lain dan tak bukan AR, seorang blasteran chinese- panas berkulit putih, tinggi 178 cm dan berwajah lumayan (100% bikin aku minder dan kebanting, bagai pembantu dan majikan)). Enggak tau kenapa hatiku dag- dig- dug kayak gendang Soneta Band, mungkin karena perasaan minder atau apa dan tentu saja si AR yang menyapa terlebih dahulu, dari kesan pertama AR itu orangnya supel, bocor (kayak emak- emak) dan enak diajak ngobrol, kami bagaikan teman lama yang sdah kenal lama (bahasa rada mbulet).
Sambil menunggu makhluk Tuhan yang lainnya, kami berdua memutuskan untuk memesan tempat di sebuah tempat karaoke, sebut merk gapapa kali yah Inul Vista. Untung karena hari itu weekday jadi tanpa harus menunggu ruangan karaoke pun tersedia. Guess what?? both of us were Korean Addict, hahahaha, jadi tanpa diperintah, dipaksa dan didikte list lagu yang akan kami nyanyikan 50 % lagu dari boyband dan girlband Korea. Yah seperti dua orang gila atau sebut saja dua orang 'idol wanna be' kami bernyanyi dan menari menirukan semua gerakan yang ada di layar LCD, walau dengan tubuh kaku dan suara seadanya. Dan tiba- tiba Blackberry AR bergetar, dan ternyata ada telepon dari makhluk Tuhan yang kami tunggu. AR pun keluar ruangan untuk menjemput si makhluk Tuhan itu. Aku, tentu saja aku masih meneruskan menyanyi dan menari, berhubung ga ada orang gaya dan nyanyianku semakin menggila.
RCH, itulah namanya, but actually dia memperkenalkan dirinya dengan nama belakangnya H, whatever, coklat, gigi diberi pager kecamatan, 168 cm, berkacamata Armani (yang menurut AR itu barang kw, soalnya yang asli ga mungkin mengelupas logonya, oh God, sampai segitunya yah!). Si H atau aku lebih suka menyebut dengan RCH langsung bergabung dengan kami dan dia bukan Korean addict seperti aku dan AR, dia suka lagu western dan Indonesia khususnya lagu buat cewek dan cowok galau (plisss\!!). Sekitar satu jam berlalu dan kami pun mengakhiri konser 3 Diva di Inul Vista. RCH (masih dag dig dug rasanya hati ini saat menyebut eh menulis inisial ini) pamit pulang karena takut kemaleman, soalnya rumah dia nun jauh di ufuk barat atau timur Malang, yang disebut Dampit. Aku dan miss AR melanjutkan perjalanan kami dengan window shopping dan minum Teh Racik seharga Rp 2500,00. Puas ber-window shopping, kami berdua pulang dan makan di warung sate 'Sayang' dekat stasiun Kota Baru Malang. ngobrol sana- sini, dan AR bercerita bahwa 2 hari lagi dia akan meninggalkan Malang, karena ada panggilan kerja di Semarang (so sad, itu merupakan perjumpaan pertama dan sampai tulisan ini terbit aku belum bertemu lagi dengan AR, kami berkomunikasi hanya lewat sms dan telepon) dan AR memintaku agar jangan sampai loose contact, karena walau hanya bertemu sekali kami berdua sudah merasa seperti teman yang udah kenal lama.
*AR telah ku anggap sebagai seorang sahabat, walau kami hanya sekali bertemu, tapi aku sering curhat, berkeluh kesah dan begitu sebaliknya AR. Aku lebih suka bercerita kepada orang yang aku sendiri ga terlalu mengenal dia, karena menurutku dia akan memberi penilaian apa adanya tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Aku tahu AR itu menganggapku hanya teman biasa dan kadang dia tak menghiraukanku, tapi sedikit banyak AR telah menguatkanku dan memberi pengetahuan serta membuka mataku tentang arti hidup di 'dunia' ini.
Malam hari kami bertiga ber-chat ria via yahoo messenger, aku lupa apa yang kami bahas, tapi intinya RCH ingin mengenalku lebih jauh lagi. As newbie dan saat itu aku belum terlalu mengerti dunia 'Cowok Mahal' aku membuka lebar tanganku agar RCH istilahnya leluasa PDKT. AR dalam hal ini masih berperan, dia sering mengolokku bahwa aku suka or tertarik kepada RCH, hello??!!! apa yang menarik dari seorang RCH, brewok (walau udah di shaving), berkacamata, gigi terlindung pagar kecamatan, dan yang baru aku sadari bulu kaki dan tangannya lebat banget. Dan aku masih belum mau mengaku pada AR kalau aku tertarik pada RCH, belum karena saat itu memang aku belum tertarik, ok mungkin sekitar 10% lah. Dalam pikiranku saat itu, yeah ini just for fun atau untuk pembelajaran.
RCH semakin intens pedekate, dia sering sms, message YM, atau telepon (padahal kami beda operator). Sedikit demi sedikit ada rasa berkembang dihatiku, dan memang benar love is blind dan love is mystery, kadang kalau RCH sehari ga sms atau ga nge-YM rasanya ada yang kurang, makan tetep enak, tidur tetep nyaman. Aku enggak tahu ini tak- tik atau memang pengorbanan dia, pada hari sabtu tepatnya 2 minggu setelah kami karaoke dia datang ke rumah dengan alasan ingin liat air terjun 'Coban Jahe' (padahal rumahku dan rumah dia jauh buangettt- ngett), mau enggak mau aku menerima dia dengan senang hati. Waktu dia sampai di rumahku, masih aku bertanya, apa yang menarik dari dia? suara cempreng dan wajah pas- pasan, dan bulu dimana- mana (jangan ngeres, dia pake celana pendek). Kami berdua langsung menuju ke 'Coban Jahe' dan karena itu hari sabtu objek wisata nan indah ini sepi tak ada pengunjung kecuali kami berdua. Kami menikmati indahnya air terjun dan karena dia super narsis, aku diminta mengambil fotonya via BB Torch putih-nya (satu lagi hal yang bikin aku minder, waktu karaoke semua orang meletakkan HP di meja, AR dengan BB Onyx 2, RCH with Torch dan aku si upik abu dengan nokia 2730). Karena sepi dan takut hujan akan segera turun kami berdua turun gunung dan kembali pulang. Saat perjalanan pulang, ingin rasa memeluk RCH dari belakang tapi rasa malu dan gengsiku terlalu besar. Dan RCH setelah mengantarku pulang dia langsung pamit pulang.


The Aku (Disebut Cerpen Boleh) Part 4

on Rabu, 18 Januari 2012
Supaya tidak mencurigakan, kubasahi kaki dan tanganku sebelum keluar dari kamar mandi. Walau sudah melakukan pemanasan a la paduan suara dan berdoa kepada Allah SWT, hatiku masih berdebar kencang seperti genderang perang ditabuh. Tarik nafas buang (kayak orang mau melahirkan) kupasang senyum menarikku saat memasuki kamar RP, dan RP bertanya padaku "Wes lego'a? (Udah lega?)" dan aku hanya bisa mengangguk. Kuletakkan tubuhku disamping RP (Jangan ngeres dulu, maksud saya cuma duduk) dan ikut menonton televisi yang kebetulan acaranya masih OVJ. Dan seperti yang diduga, kami tertwa melihat tingkah Sule dkk, sambil sesekali aku menggali sedikit informasi tentang "what is cowok mahal?" menurut pandangan si RP ini. Oh ya aku lupa bercerita, aku memperkenalkan diri kepada RP sebagai seorang newbie alias seorang yang baru masuk karena coba- coba dan memiliki bakat alam sebelumnya (rezz), hal itu supaya RP ga terlalu curiga saat aku bertanya tentang dunia "cowok mahal" ini.
Tak terasa jam di dinding eh maaf di handphone menunjukkan pukul 00.00 wib, dan mata kami berdua (mataku masih 'on' sebenarnya karena takut diapa-apain waktu aku tidur). RP mengajakku untuk tidur (jangan ngeres dulu) aku mpun mencoba berbaring disampingnya tanpa bisa memejamkan mata, mulut berkomat- kamit meminta perlindungan kepada Allah SWT supaya aku tetap perjaka sampai esok hari. Mataku pu terpejam mungkin karena aku terlalu capek saat berdoa tadi.
Sebuah kemunduran, saat itu aku masih sering sholat malam, sekarang hampir ga pernah, pukul 03.00 wib aku terbangun dan segera ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan sholat. Saat aku memasuki kamar, aku sekilas melihat RP sedang tertidur, hmmm ganteng juga yahh, bisikku dalam hati (Oww My God), aku mencoba mencari sajadah untuk sholat dan aku menemukannya di lemari pakaian RP, dasar memang aku orangnya 'ngglidis' makanya dengan mudahnya aku menemukan dimana letak sajadah itu. Di doa setelah sholat, aku berdoa supaya aku tidak masuk dalam dunia 'cwok mahal' ini, karena seperti yang dikatakan RP dengan meniru kata- kata di film Confession of A Shoppaholic "Once You're in You in".
Suara adzan subuh berkumandang, as usual kalo tidur dikamar atau rumah orang aku gak pernah bisa tidur nyenyak, jadi sedikit suara sudah bisa membangunkan aku, karena dulu masih rajin sholat (sekarang masih loh) aku bangun dan mengambil air wudhu untuk sholat subuh. RP masih setia ngiler dibantalnya, semalam aku kira dia lumayan rajin sholat soalnya aku menemukan sarung dan sajadah di lemari pakaiannya. aku ga berani membangunkannya, takut antara dia marah dan karena aku juga numpang disini (siapa gue gitu loh!). Ternyata RP menyalakan alarm HP-nya pukul 06.00 wib, dia langsung bangun dan mandi dan bersiap- siap untuk bekerja. Akupun bersiap untuk pulang namun sebelumnya mengantar RP ke tempat bekerjanya. Wawancara pertama bejalan dengan persentase keberhasilan 80%.